Duniamu sempurna
Duniaku perlu polesan
Matamu asyik mengagumi duniamu
Mataku memandang duniamu untuk memahami
Telunjukmu mengarah ke duniaku
Di ikuti senyum sinis dari sudut bibirmu
Senyum tipis terbentuk di sudut bibirku
Membalas telunjuk yang engkau arahkan
Dunia kita berbeda
Duniaku tidak sempurna, tempat belajar
Duniamu kau anggap sempurna, namun menjelang kehancuran
Emosinya kudapat diujung puisi ini Empuss.
ReplyDeleteDi awal kemana aja? Hehehe...
Hehehe... Kursor milikku dikejar-kejar oleh "...miaww...miaww..."
ReplyDeleteHmm, puisinya boleh nih... Pendek tapi padat bicara tentang pandangan dua dunia yang berbeda.
Salam