Saya agak bingung
mengenai orang – orang yang mengaku sebagai seorang atheis, seringkali mereka
beranggapan bahwa mereka tidak membutuhkan sosok Tuhan dalam kehidupan mereka,
mereka bebas dan merasa tidak terikat oleh norma dan hukum yang telah di
tetapkan dalam agama, mereka merasa telah melalui proses berpikir yang panjang
dan melelahkan dan menemukan kenyataan bahwa Tuhan itu tidak ada. Mereka sering
sekali menyerang pemikiran Kaum agamis, menyatakan bahwa akal dan pikiran kaum
agamis masih terkekang.
Bagi saya, jika mereka
telah menemukan kebenaran sejati, kenapa harus menyerang pemikiran orang –
orang yang masih mempercayai Tuhan? Terlebih harus mengikuti konsep pencarian
mereka yang bersifat filsafat, dimana untuk mendapatkan hasil yang menurut
mereka objektif, kita harus menanggalkan baju agama dan baju norma kita.
Agama bagi penganut
atheis adalah sebuah candu, yang semakin di konsumsi akan semakin membutuhkan
dan berefek tidak baik bagi kesehatan pikiran, melepaskan agama berarti
melepaskan kecanduan dari pengikat pikiran mereka yang terbang tinggi menembus
awan.
Namun dari proses
pergulatan mereka mencari Tuhan menurut akal dan rasio mereka, seringkali
kegelisahan mereka secara umum adalah berbasiskan kepada pernyataan “apakah
agama saya benar dan agama lain masuk neraka?”, “mengapa Tuhan menciptakan surga
dan neraka, dan kemudian sebahagian besar manusia masuk kedalam neraka?”, “mengapa
agama lebih banyak menciptakan kebencian bagi manusia daripada kedamaian”, “manusia
tidak membutuhkan Tuhan dan agama untuk menjadi bermoral, manusia telah
bermoral tanpa beragama”.
Sekilas, tanpa di
kritik, pemikiran mereka tampak benar dan meyakinkan, dan kita mengamini bahwa
apa yang mereka katakana adalah benar. Yah, tentu saja benar menurut kita, Karena
dasar pemikiran kita adalah “Tuhan membutuhkan manusia untuk di sembah” bukan
sebaliknya “Manusia membutuhkan Tuhan”. Dan dalam kehidupan sehari – haripun kita
sering melihat kebringasan para pemeluk agama sebagai sajian yang menghiasi
mata dan telinga kita.
sadarlah bro,,, meski
tanpa agamapun, kita tetap akan berperang, bukan? Sejarah telah membuktikan hal
tersebut, uku sejarah, dapat kita membaca bagaimana perperangan yang terjadi di
Negara China kuno, pertempuran kartago, bahkan Perang Dunia I dan II yang
terlepas dari agama apapun di dunia. dan itulah nyatanya sifat manusia, yang
sangat menyukai perbuatan maksiat dan pertumpahan darah sebagaimana yang telah
tertuliskan dalam kitab suci Alquran…
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Mereka
berkata, ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman,
‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’"
Qs. al-Baqarah : 30
Qs. al-Baqarah : 30
Kaum atheis seringkali
kebingungan tentang konsep kebebasan yang mereka anut, bahwa manusia tetap
bermoral tanpa beragama, sebuah kredo yang sangat menggelitik sekali, apakah
standar moral yang berlaku dalam masyarakat adalah ciptaan kaum atheistic ataukah
peninggalan kaum agamais sewaktu agama menjadi hokum pokok di suatu Negara? Dari
mana moral – moral dan nilai – nilai kemanusiaan yang harus mereka ikuti itu
kalau bukan berasal dari pendidikan kedua orang tua dan lingkungan tempat
mereka belajar?
Yah, mungkin ini saja
coretan kata hati malam ini, namanya opini, maka saya tidak menaruh referensi
disini, hanyalah kilasan2 apa yang melintas di dalam kepala.