Hai, bagaimana kabarmu? Baik –baik
sajakah?
Kulihat engkau menikmati setiap
detik hidupmu, seolah engkau akan hidup selamanya...
Engkau menikmati rumah – rumah besar
ilusimu...
Engkau menikmati semua harta
ilusimu...
Engkau menikmati kehangatan bersama
keluargamu...
Engkau menikmati kebencian kepada
seseorang dalam hatimu...
Bebas...
Sedemikian bebas yang aku rasakan
darimu...
Padahal bukankah telah sering aku
ketik pintu rumahmu?
Lewat berita kematian tetangga
dan handai taulan mu...
Padahal bukankah telah sering aku
lewat didepan matamu?
Lewat kabar kematian di surat
kabar yang engkau baca...
Lewat acara televisi yang engkau
tonton setiap harinya...
Padahal bukankah telah sering aku
membelaimu?
Lewat kematian orang – orang yang
engkau cintai...
Mengapa engkau bisa melupakan aku
begitu saja?
Bagaimana jika aku menceritakan
kalimat yang kamu ucapkan dimasa depan?
“35:37. Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: Ya Tuhan
kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan
dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan
umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan
(apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab
Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang lalim seorang penolongpun.”
Masihkah engkau tidak berbuat kebaikan didunia ini, sebelum nomor
giliranmu dipanggil untuk kembali pulang?