Seekor
kucing Anggora berjalan melewati kamar tidur Mr. Smith menuju dapur untuk
mengambil makanannya di mangkuk makanan yang terletak di lantai dapur.
Sementara
Smith sedang sibuk bercakap – cakap dengan seseorang melalui Handphonenya di kamar
tidur, percakapan mereka sangat serius sekali. Mungkin berhubungan dengan
pekerjaan sehari – hari Smith sebagai seorang Paparazi yang senantiasa
mengambil foto – foto ekslufifa dalam setiap pemotretannya di setiap wilayah
yang di singgahinya.
“Saya
harap anda jangan coba – coba memeras Pimpinan kami” kata suara di seberang
telefon.
“Memeras,,,?
Saya rasa tidak sedang memeras saat ini, saya hanya meminta bayaran atas foto
yang saya ambil tadi pagi, hitung – hitung agar tidak di publikasikan ke surat
kabar” Jawab Smith.
“Jika
anda memang tidak memeras, mengapa Anda meminta 100.000 Poundsterling untuk
foto – foto kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan saya?”
“Hahaha,,,
yah tentu saja ada imbalan atas apa yang dilakukan oleh Bos anda tersebut, dia
terkenal sebagai orang yang baik di mata masyarakat, namun kelakuannya saat ini
sangatlah bejat, dia berhubungan seks dengan seorang pelacur dan kemudian
menganinayanya,,,” Kata Smith lagi.
“Jika
kami tidak memberikan apa yang anda inginkan?”
“Maka
foto – foto bos anda akan terpampang di surat kabar terkemuka di Negara ini”
Tantang Smith lagi.
“Well,
kemana kami akan mengantarkan uang yang anda inginkan tersebut?”
“saya
akan memberikan alamatnya nanti, dan tentu saja, tolong aktifkan Handphone anda
nanti. Ingat, jangan macam – macam, karena saya akan mengamati saat kalian
menaruh bungkusan berisi uang itu dari kejauhan”
Smith
kemudian mematikan Handphonenya, dan kemudian membongkarnya, untuk mengganti
kartu SIM yang ada dengan kartu SIM yang biasa dia pakai sehari – hari.
Dengan
penuh rasa kemenangan dia melangkah menuju dapur, dimana kucingnya berada,
sambil tertawa dan mengambil sekaleng Bir dari dalam sana, dia memeluk
kucingnya yang sedang tidur di lantai.
“Malam
ini kita akan kaya raya, puss, Hahahahahahah” kata Smith kepada kucingnya.
Kemudian
sambil menggendong kucingnya, dia kembali ke dalam kamar, setelah menaruh
kucingnya di atas tempat tidur, Smith kemudian berganti pakaian, dan memakai
sebuah jacket kulit, serta mengambil kunci motornya di atas meja kamarnya.
“Jaga
baik – baik rumah ini ya,,, aku akan mengambil kekayaan kita” kata Smith kepada
kucingnya.
Kemudian
dia pergi keluar apartemen pribadinya, setelah mengunci pintu rumahnya, dia
melangkah menuju parkir tempat motornya di taruh.
***
kucing
Smith sedang tertidur di kursi ruangan tamu, tiba – tiba dia terbangun saat
melihat beberapa orang mendobrak masuk rumah tempat dia tinggal, mereka memakai
topeng dan sarung tangan, mereka kemudian menghidupkan lampu rumah Smith seolah
akan mencari sesuatu yang penting.
“Ini
rumah bajingan itu,,, bongkar setiap sudut rumahnya” perintah seseorang kepada
teman – temannya yang ikut bersama dirinya.
Mereka
kemudian mulai membongkar setiap sudut rumah yang ditempati oleh Smith beserta
seekor kucingnya, mereka menjelajahi mulai dari kamar tidur, kamar mandi,
sampai dapur untuk mencari barang yang di inginkan oleh Bos mereka.
“Sudah
jumpa Flashdisknya?” teriak sang pimpinan gerombolan tersebut.
“Belum
jumpa” teriak seorang anak buahnya sambil membalikkan dipan Smith.
Barang
– barang Smith berserakan di lantai, sedangkan kucingnya yang terganggu oleh
aktifitas mereka memilih bersembunyi dekat sudut dapur sambil mengeong ketakutan.
“Sialan,,,,
sudah mampus masih juga memberikan masalah besar” kata sang pimpinan sambil
menghancurkan lampu meja di ruangan tamu.
“sudahlah,
bawa laptop yang ada di meja itu, mana tahu Bajingan itu menyimpannya disana”
perintahnya lagi sambil menunjuk meja kerja Smith.
***
Keesokan
harinya, apartemen Smith di penuhi oleh pihak Kepolisian, mereka menggunakan
peralatan lengkap untuk memeriksa dan mencari petunjuk yang penting tentang
suatu tindakan kejahatan yang telah terjadi di kota tersebut. Garis kepolisian
telah di buat di pintu masuk, para tetangga telah di wawancarai oleh pihak
kepolisian sekedar untuk mencari bukti – bukti, dan Kucing milik Smith pun di
masukkan kedalam kandang binatang dan ditaruh di atas meja tamu agar tidak
mengganggu pekerjaan mereka.
“Sudah
dapat bukti – bukti terbaru?” kata Anthea kepada Addney rekannya yang sedang mencari
sidik jari di dinding rumah.
“Belum,,,
belum ketemu bukti – bukti kuat tentang kejahatan yang dilakukan oleh anak buah
Nito” jawabnya.
“Mereka
memang penjahat tanggung, mungkin baru pertama kali membunuh orang, karena
mereka tidak tahu telah terekam CCTV lalu lintas serta kepergok oleh patrol lalu
lintas” kata Anthea.
“tadi
pagi Smith di temukan tewas di tepi sungai Themes, di lehernya terdapat bekas
cekikan menggunakan kabel, yang melakukan anak buah Nito, namun motif perbuatan
mereka belum di ketahui, pekerjaan Smith sehari – hari adalah sebagai Paparazi
yang mengambil foto – foto tokoh terkenal, di duga ada hubungan antara rahasia perbuatan
yang telah di lakukan oleh Nito dengan kematian Smith” lanjut Anthea sambil
membaca catatan kepolisian.
“Benar
sekali Anthea, memang setiap orang memiliki motif aneh dan terkadang kita tidak
percayai kenyataannya, padahal di mata masyarakat, Nito di kenal sebagai
pengusaha yang dermawan dan memiliki nama baik. Oh ya, bagaimana kasus
pembunuhan seorang pelacur minggu lalu?” Tanya Addney kepada Anthea.
“Belum
di jumpai motif dan pelaku pembunuhan pelacur itu, yah seperti yang kau tahu,
biasanya kasus yang menimpa orang – orang kecil tidak menarik perhatian public seperti
kasus yang bakal menimpa Nito jika memang ada bukti yang mengarah kepada
dirinya” jelas Anthea.
“Meonggggg”
Suara
kucing Smith yang keras menarik perhatian Anthea, kemudian dia berjalan menuju
kandang binatang tempat kucing itu di kurung. Anthea membuka pintu kandang dan
kemudia menggendong kucing tersebut di bahunya.
“kamu
lapar ya?” kata Anthea kepada kucing tersebut.
Kemudian
dia berjalan ke dapur untuk mencari sisa – sisa makanan kucing diantara isi
kulkas yang berhamburan oleh perbuatan gerombolan tadi malam, akhirnya dia
menemukan sebotol susu yang masih utuh, dan kemudian dia melihat tempat makanan
kucing yang tergeletak di lantai dapur, sambil meletakkan kucing tersebut di
atas meja dapur dan menuangkan susu ke dalam tempat makanannya.
Perhatiannya
tertuju kepada kalung yang bertuliskan nama kucing tersebut, “Almeta” gumamnya
menyebut nama kucing itu. Perhatiannya kemudian tertuju kepada bentuk unik
kalung Almeta yang berbentuk tabung, dilepaskannya kalun tersebut dari leher
Almeta, dan kemudian memperhatikan setiap lekuk tabung tersebut, di putarnya
ujungnya dan keluarlah flashdisk dari dalamnya.
“tolong
ambilkan sebuah laptop” teriaknya kepada rekan sekerjanya.
Seorang
polisi membawakan laptop miliknya, dan memanggil rekan – rekannya di ruangan
tersebut untuk berkumpul di dapur. Merekapun menghentikan kegiatan pekerjaannya
dan terfokus kepada isi dari flashdisk tersebut.
Di layar
computer, mereka melihat sebuah foto – foto yang tersusun seperti film
berjalan, karena pengambilannya secara otomatis, berisi adegan brutal tentang
kelakuan Nito yang melakukan penganinayaan kepada pelacur, kemudian Nito
membunuh sang pelacur dengan menggunakan sehelai kabel.
“akhirnya,
kedua kasus tersebut memiliki pelaku yang sama, yaitu Nito” teriak Anthea
dengan gembira
“karena
seekor kucing”
-00-