Makam Laila dan Majnun
Kau tidak akan mampu
mendefenisikan cinta dengan nalar, sahabat, tidak... bahkan melalui piramida
mashlow yang meletakkan cinta dan kasih sayang sebagai kebutuhan ketiga bagi
manusia setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan kenyamanan tidak akan mampu menjelaskannya.
Kau tidak akan mampu
menjelaskan kenapa istri alm. Bob sadino, nyonya almh. Soelami Soejoed, rela
meninggalkan kenyamanan beliau sebagai wanita karir demi menemani bob sadino
yang seorang tukang batu dan supir angkot merintis impian beliau sebagai
entrepreneur dalam keadaan kelaparan dan ketidak nyamanan diawal – awal mereka
merintis usaha.
Atau bagaimana nyonya
almh. Hasri ainun besari yang seorang dokter rela meninggalkan profesi dokternya
demi menemani hari – hari BJ. Habibie merangkai impiannya membangun Indonesia
dari pintu sekolahnya di Jerman.
Bahkan engkau tidak
akan mampu mendefenisikan cinta lewat teori psikoseksual milik sigmund freud, bahwa
oedipus complex yang berasal dari sentuhan kulit lewat kenikmatan onani (?)
semenjak kita bayi yang membuat kita merasa tertarik pada seseorang.
Tidak, bahkan engkau
akan dapat jatuh cinta untuk pertama kali pada seseorang yang yang belum pernah
dikenal sebelumnya, bahkan kita tidak perlu menyentuhnya untuk mengetahui bahwa
kita mencintainya.
Cinta masuk ke dalam sanubari tanpa kami undang
Ia bagai ilham dari langit yang menerobos
Dan bersemayam dalam jiwa kami
Dan kini kami akan mati karena cinta asmara
Yang telah melilit seluruh jiwa
Katakan padaku, siapa orang yang bisa
Bebas dari penyakit cinta?(syair Qais)
Cinta dapat engkau
pahami melalui perasaan dari dalam hatimu, cinta hadir kepada siapa saja yang dia kehendaki, meskipun kita jarang
berbicara kepadanya, jarang bersua dengannya.
manifesto cinta bukan
hadir melalui raga yang harus didekap setiap harinya, bahkan bila dia telah
tiada didunia ini, kita akan menelusuri jejak – jejak orang yang pernah hadir
dalam hati kita.
Aku melewati dinding ini, dinding Layla.
Dan aku mencium tembok ini dan dinding yang ini.
Bukan Cinta dari rumah-rumah yang telah mengambil
hatiku.
Tapi Dia yang berdiam di rumah-rumah
Hargailah cinta, bukan
melalui kehadiran raga dalam dekapan kita, bukan melalui suara yang kita
dengar, bukan melalui kulit yang kita sentuh, hargailah cinta dengan tidak
melanggar apa yang dilarang oleh pemilik cinta itu sendiri, Tuhan kita, disana
engkau akan merasa bahagia meski kita tidak sempat mengucapkan kata cinta kepada dirinya.
Disinilah keagungan
yang berdiri diatas cinta layla dan majnun, yang melegenda lebih dari 1000 tahun, cinta mereka bukan cinta kosong
tentang kepemilikan raga, dan soal pemuasan hasrat seksual belaka, mereka saling mencintai tanpa meninggalkan norma
sosial dan agama yang hadir dalam kehidupan mereka, seperti yang dijelaskan
sigmund freud, Super ego (Das
Ueber Ich) yaitu kekuatan moral dan etik dari kepribadian mereka telah menguasai id (Das Es) dan ego
(Das Ich) mereka, bukan seperti para
pecinta masa kini, yang berkuasa atas raga adalah id (kebutuhan dasar) yang
menguasai ego dan super ego.
resapilah makna cinta
Qais berikut ini :
Kerabat dan handai- taulanku mencela
Karena aku telah dimabukkan oleh dia
Ayah, putera- putera paman dan bibik
Mencela dan menghardik aku
Mereka tak bisa membedakan cinta dan hawa nafsu
Nafsu mengatakan pada mereka, keluarga kami berseteru
Mereka tidak tahu, dalam cinta tak ada seteru atau
sahabat
Cinta hanya mengenal kasih sayang
Tidakkah mereka mengetahui?
Kini cintaku telah terbagi
Satu belahan adalah diriku
Sedang yang lain ku berikan untuknya
Tiada tersisa selain untuk kami
Wahai burung- burung merpati yang terbang diangkasa
Wahai negeri Irak yang damai
Tolonglah aku !
Sembuhkan rasa gundah- gundah yang membuat kalbu
tersiksa
Dengarkanlah tangisanku
Suara batinku
Waktu terus berlalu, usia makin dewasa
Namun jiwaku yang telah terbakar rindu
Belum sembuh jua
Bahkan semakin parah
Bila kami ditakdirkan berjumpa
Akan kugandeng lengannya
Berjalan bertelanjang kaki menuju kesunyian
Sambil memanjatkan doa- doa pujian kepada Allah SWT
Ya Raab, telah kujadikan dia
Angan- angan dan harapku
Hiburlah diriku dengan cahaya matanya
Seperti Kau hiasi dia untukku
Atau buatlah dia membenciku
Dan keluarganya dengki padaku
Sedang aku akan tetap mencintainya
Meski sulit aku rasa
Mereka mencela dan menghina diriku
Dan mengatakan aku hilang ingatan
Sedang dia sering terdiam mengawasi bintang
Menanti kedatanganku
Aduhai, betapa mengherankannya
Orang- orang mencela cinta
Dan menganggapnya sebagai penyakit
Yang meluluh- lantakan dinding ketabahan
Aku berseru pada singgahsana langit
Berikan kami kebahagiaan dalam cinta
Singkaplah tirai derita
Yang selalu membelenggu kalbu
Bagaimana mungkin aku tidak gila
Bila melihat gadis bermata indah
Yang wajahnya bak matahari pagi bersinar cerah
Menggapai balik bukit, memecah kegelapan malam
Keluarga berkata
Mengapakah hatinya wahai ananda?
Mengapa engkau mencintai pemuda
Sedang engkau tidak melihat harapan untuk bersanding
dengannya
Cinta, kasih dan sayang telah menyatu
Mengalir bersama aliran darah di tubuhku
Cinta bukankah harapan atau ratapan
Walau tiada harapan, aku akan tetap mencintainya
Sungguh beruntung orang yang memiliki kekasih
Yang menjadi karib dalam suka maupun duka
Karena Allah akan menghilangkan
Dari kalbu rasa sedih, bingung dan cemas
Aku tak mampu melepas diri
Dari jeratan tali kasih asmara
Karena surga menciptakan cinta untukku
Dan aku tidak mampu menolaknya
Sampaikan salamku kepada dia,
wahai angin malam
Katakan, aku akan tetap menunggu
Hingga ajal datang menjelang