Vandalism
dan kekerasan (Violence) dikalangan remaja dan pelajar adalah suatu berita
menyesakkan untuk di baca, dimana saat mereka seharusnya belajar dengan giat,
rajin dan juga belajar untuk bersosialisasi dengan teman – teman barunya,
belajar tentang kehidupan karena usia mereka yang tergolong muda, namun saat
ini telah tercoreng oleh aksi – aksi kekerasan dan vandalism.
Salah
satu berita tentang perbuatan kekerasan, telah dimuat di website Kompas tadi
pagi, bagaimana mungkin sekelompok siswa yang duduk di sekolah dasar melakukan
aksi pengeroyokan dan intimidasi terhadap satu orang siswa saja, dimanakah
moral dan etika yang menjadi dasar dalam melakukan perbuatan sehari – hari di
taruh?
Kekerasan
yang di lakukan sejak usia muda sungguh sangat mengherankan, apa yang telah
diajarkan kepada kepala genk atau kelompok tersebut di rumah? Apa yang telah
dia pelajari di sekolah? Penyerangan yang dilakukan secara berkelompok kepada
seseorang, baik dilakukan oleh teman sekelas, senior, sebenarnya merupakan
tindakan melakukan keberanian secara berkelompok, inilah generasi yang akan
duduk menggantikan para pemimpin negeri ini saat terjadinya suksesi nanti.
Sungguh sebuah kenyataan yang menyakitkan.
Dari
portal pendidikan website Utusan Malaysia, penyebab vandalism yang terjadi di
kalangan remaja dapat kita bagi menjadi 4 bagian :
1. Pengaruh rekan
Seorang remaja, merasa akan tersisih saat merasa
berbeda dengan rekan – rekannya, terutama remaja yang berasal dari keluarga
Broken Home, mereka merasa lebih di terima oleh kelompok dan genknya daripada
di rumah sendiri. Namun dalam kelompok yang menyukai perbuatan merusak, saat
mereka sedang berkumpul adalah saat terbaik untuk melakukan perbuatan vandalism
2. Keluarga
Setengah pelaku vandalism adalah individu yang berasal
dari keluarga Broken Home, kurangnya didikan dan pengawasan dari orang tua dan
keluarga karena permasalahan yang terjadi di rumah, menimbulkan upaya untuk
melampiaskan segala permasalahan yang dia rasakan (balas dendam).
3. Pengaruh media massa
Kemajuan dan penetrasi media massa yang masuk sampai
ke ruangan keluarga bahkan ruangan pribadi adalah salah satu penyebab tindakan
Vandalism, adegan – adegan negative yang terpampang di layar kaca, surat kabar,
dan majalah menyebabkan para remaja mendapatkan sebuah contoh kongkrit dan
menarik untuk di contoh, sekali lagi, kurangnya pengawasan dan bimbingan dari
orang tua dan keluarga menyebabkan mereka tidak dapat memilih mana informasi
yang bisa di contoh dan mana yang harus di hindari
4. Sikap Apati, Individualistik, dan materialistik
masyarakat
Remaja adalah suatu produk dari system yang berlaku di
dalam masyarakat, Masyarakat yang kurang peduli akan melahirkan kelompok remaja
juga yang kurang peduli kepada orang lain. Mayoritas masyarakat yang ada di
lingkungan kota2 kita saat ini merupakan masyarakat yang hanya bersifat
materialistik dan telah mulai kehilangan rasa sosialnya, tidak peduli tentang
apa yang terjadi di lingkungan mereka. Menurut berbagai kajian tentang
vandalism, perbuatan tersebut bukanlah perbuatan yang dilakukan oleh orang yang
tidak terpelajar, namun lebih banyak dilakukan di lingkungan masyarakat yang
kurang memiliki kepekaan dan rasa memiliki fasilitas umum dan fasilitas social
di lingkungannya.
Nah,
bagaimana cara kita melakukan upaya – upaya mengurangi kegiatan kekerasan dan
vandalism di lingkungan kita?, dapatkah kita mengurangi jumlah remaja yang
terperangkap di dalam kegiatan vandalism dan violence tersebut?, ternyata hal
itu dapat kita lakukan dengan meningkatkan kepedulian kita kepada orang lain,
bukan hanya berpikir bagaimana cara menyelamatkan keluarga kita saja. Tanggung
jawab kita kepada lingkungan social merupakan tanggung jawab kita juga dalam
melindungi keluarga.
Semoga
mencerahkan, ;)
Sumber
: