Thursday, April 17, 2014

Melihat Spesifikasi Pesawat kepresidenan RI (Boeing Business Jet 2)




Baru – baru ini kita, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan pembelian pesawat kepresidenan Rapublik Indonesia seharga US$ 54,000,000 (padahal di internet estimasi harganya US$70,000,000 lho), yang dilengkapi dengan teknologi penghindar rudal jarak jauh.



Pesawat Boeing Business Jet 2 sendiri merupakan modifikasi dari pesawat sipil Boeing 737 – 700, yang di produksi oleh Boeing semenjak tahun 1999, dan sudah terjual lebih kurang 60 unit di seluruh dunia, dan masih di produksi sampai sekarang.



Berikut spesifikasi pesawat BBJ 2 yang dimodifikasi mengangkut 63 orang kelas I.

Jarak Tempuh
3.060 Nautical Miles atau 5.667 Kilometer (jarak dari Jakarta ke Paris tanpa berhenti.
Mesin
2 X CFM 56-7B27
Power
27,300.00 lbf
Avionik
Rockwell Collins Avionics
Tinggi Kabin
2,2 meter
Lebar Kabin
3,54 meter
Panjang Kabin
29,97 meter
Panjang keseluruhan pesawat
39,50 meter
Panjang Sayap keseluruhan
35,7 meter
Volume bagasi
45,10 meter kubik
Ketinggian maksimum
41.000 kaki / 12.496 meter
Berat total maksimum lepas landas
79.017 kgs
Berat bagasi total
21.319 kgs
Kapasitas bahan bakar
26.024 liter
Nilai ekonomis bahan bakar
0,19km per liter / 0,45 NM per gallon
Panjang Landasan lepas landas minimum
2.493 meter
Panjang Landasan mendarat minimum
1.371 meter
Jumlah terjual seluruh dunia
60

Semoga informasi ini bermanfaat ^_^

Sumber gambar :

http://www.extravaganzi.com/ 

Monday, April 7, 2014

Pemimpin adil tapi non muslim atau pemimpin tidak adil tapi muslim? Bagian 2





Pernahkah anda berbicara dengan orang linglung? Atau orang yang ingatannya kurang? Mereka tentu saja dapat berbicara, namun anda tidak akan menganggap apapun yang mereka bicarakan, karena :

P1. Pembicaraan mereka tidak berdasarkan fakta

  2. Asal cuap saja saat berbicara

Seperti itulah pemikiran saya saat ada orang yang tiba – tiba berbicara ataupun mengangkat opini bernada retoris “Pemimpin adil tapi non muslim atau pemimpin tidak adil tapi muslim?”, jika saja tersangka koruptor ataupun pemimpin yang korup di Indonesia 100% muslim maka saya akan mendukung statement tersebut.

Namun nyatanya, semenjak reformasi bergulir, orang – orang yang terlibat kasus korupsi tidak semuanya muslim, mereka ada juga non muslim, contohnya Miranda Gultom (mantan deputi BI), Robert Edison Siahaan (Walikota Pematang Siantar Periode 2005-2010), Fahuwusa Laila (Mantan Bupati Nias Selatan), Binahati B. Baeha (Mantan Bupati Nias), Jefferson Soleiman Montesqieu Rumajar (Walikota Tomohon Periode 2005/2010), Yusak Yaluwo, SH, M.Si (Bupati Boven Digoel periode 2004-2009), Jules Fitzgerald Warikar (Bupati Kab. Supior Prov. Papua), Jimmy Rimba Rogi (Walikota Manado Provinsi Sulawesi Utara), John Manoppo (Mantan Walikota Salatiga). (Sumber merdeka.com)

Sengaja saya tuliskan nama – nama mereka ditulisan ini, karena sejatinya kasus korupsi itu bersifat LINTAS AGAMA, bukan milik salah satu agama, korupsi marak terjadi di Indonesia karena kurangnya ketegasan hokum dan pengawasan keuangan di Negara kita ini.

“Trus, mayoritas koruptor muslimkan?” =รจ tentu saja, sebagai Negara pemeluk Islam terbesar di dunia, agama para koruptor tentu saja islam, dimana pelaku kejahatan biasanya pemeluk agama terbesar di negara tersebut, namun apakah mereka muslim (menjalankan agama islam dalam kesehariannya)? Belum tentu, mereka dapat kita sebut sebagai penduduk beragama berdasarkan KTP.

Sebaliknya, dinegara luar Indonesia, yang mayoritas penduduknya non muslim, dapatkah kita menuduh agama para koruptor tersebut sebagai agama pendukung korupsi? Seperti Aquino dan Estrada di Philipina, ataupun Sinawatra di Thailand, serta Sarkozi di Perancis? Tidak, para koruptor tersebut melakukan korupsi karena keinginan memenuhi nafsu keduniaan mereka sendiri, bukan karena tuntunan agama yang mereka anut.

Kembali keatas, pada kalimat “Pemimpin adil tapi non muslim atau pemimpin tidak adil tapi muslim?”,  sebenarnya menunjukkan garis politik yang didukung oleh pihak yang mengeluarkan statement tersebut, mereka mengerahkan segala cara, agar tidak ada lagi jalan mengelak bagi orang lain selain mendukung jagoan mereka dengan mengeluarkan statement yang “Sepertinya” sulit untuk dijawab, namun bagi saya merupakan retorika logicall fallacy akut (kesalahan pengambilan kesimpulan yang parah banget).

Maka daripada memikirkan kalimat menyeleneh mereka, lebih baik jika kita anggap saja sedang berbicara dengan orang linglung, atau orang yang kurang ingatan, demi menghemat energy emosi kota.

Total Pageviews

Followers

Archive

 

© 10-5-2014 Empuss miaww. All rights resevered. Designed by Diubah karena banyak script anehnya

Back To Top