hayo,,,
Siapa yang belum mengenal Agatha Christie? Saya rasa sebagian besar dari kita
telah mengenalnya, Ya, dialah Ratu Detektif yang terbesar di dunia saat ini,
telah lebih dari 4 milyar penjualan novel di seluruh dunia, dengan 103 novelnya
di alih bahasakan ke bahasa – bahasa utama didunia.
Agatha
Christie dilahirkan di Torquay, Devon, Kerajaan Inggris, pada tanggal 15
September 1890 dan meninggal pada saat berusia 85 tahun tanggal 12 Januari 1976
adalah penulis dengan tema tulisan bersifat thriller, misteri pembunuhan,
detektif, fiksi criminal dan romantic. Telah menciptakan 2 tokoh terkenal di
dunia fiksi detektif, Hercule Poirot dan Miss Marple. Bahkan kematian Hercule
Poirot pernah di Obituary kan dalam Surat Kabar New York Times sebagai tokoh
fiksi pertama yang di tuliskan Obituary nya.
Sejujurnya
saya menyukai novel – novel karangan Agatha Christie karena alurnya sangat
sulit untuk di tebak, para pembaca dan tokoh di dalam novelnya akan mendapatkan
porsi yang sama di dalam menentukan pelaku kejahatan di setiap novelnya, hanya
pada bab ke tiga sebelum bab penutup, kita dapat menutup novelnya, mencatat
setiap perkataan para saksi, menentukan siapa pelaku kejahatannya dan alas an
logis kita memilihnya sebagai pelaku utama. Dan cobalah setelah kita
menentukannya kita cocokkan dengan deskripsi yang akan di jabarkan oleh tokoh
utamanya, apakah sama alur berpikirnya? hehehe
Yuk
kita pelajari bagaimana Agatha Christie menuliskan novelnya berdasarkan artikel
dari agathachristie.com
- Terinspirasi dari perjalanan
Agatha Christie senantiasa menuliskan pengalamannya
saat dia melakukan perjalanan ke dalam tulisannya, semua kisah perjalannya akan
di buat dengan detil, penuh ketelitian (wah,,,,) dan di sesuaikan dengan
kondisi kenyataannya dalam kehidupan sehari – hari.
Misalnya bagaimanakah tata ruang stasiun itu,
bagaimanakah kelakuan orang – orang yang berada di dalam stasiun, di dalam
kereta. Kalau menurut empuss sih, menuliskan kenyataan yang kita alami di dalam
perjalanan akan lebih dapat membuat cerita kita menarik dari pada kita meng
imajinasikan sebuah tempat dalam alur cerita kita.
- Mencatat dan mencatat
Agatha Christie said
she never knew where the ideas for a new novel would spring from:
“Plots come to me at
such odd moments, when I am walking along the street, or examining a hat shop…
suddenly a splendid idea comes into my head.”
Inspirasi Christie selalu datang
dari dunia dia lihat di sekelilingnya. Dia mungkin tertarik kepada pria militer, bangsawan, semua orang yang berada dalam lingkaran lingkungan
tempat dia tinggal. Dia juga merupakan Pengamat perpolitikan yang terjadi di
desa, dan sebagainya. Cucunya, Mathew Prichard, telah menggambarkan dirinya sebagai
"orang yang lebih banyak mendengarkan daripada berbicara, yang melihat
lebih dari bagaimana
dia di pandang."
Sejarawan C.V. Wedgwood menulis tentang Christie: "Pengaturan sosialnya, karakter dan dialog nya selalu akurat diamati. Tidak ada pengamat lingkungan yang lebih baik daripada dia di lapangan.”
Sejarawan C.V. Wedgwood menulis tentang Christie: "Pengaturan sosialnya, karakter dan dialog nya selalu akurat diamati. Tidak ada pengamat lingkungan yang lebih baik daripada dia di lapangan.”
Dia membuat catatan dalam puluhan buku tulis, mencatat ide-ide serta alur tulisan dan karakter yang datang kepadanya. Christie menghabiskan sebagian waktunya dalam menulis untuk menyusun semua memindahkannya kedalam kertas.
Disaat awal kepenulisannya, Agatha selalu mendiktekan karya-karyanya kepada seorang asisten yang mengetik naskah dan selanjutnya mengedit karya tulisnya. Pada tahun – tahun berikutnya dalam
kepenulisan,
Christie lebih
banyak merekam
pikirannya ke dalam tape recorder. Dan selanjutnya memindahkannya kedalam tulisan .
hehehe,,, semoga bermanfaat yah,,,,?
Sumber :