Daendra
berada dalam kamarnya, mencoba pakaian – pakaian dari lemari pakaiannya
untuk digunakannya, tubuhnya yang putih dan tinggi semampai tampak
menarik dengan pakaian yang di cobanya satu demi satu, hari ini dia akan
berjumpa dengan Galang, seorang pencuri hatinya dan sekaligus teman
tempat satu kerja.
Mereka
berjanji akan berjumpa di sebuah café di mall jam 16.00 nanti, sekarang
masih pukul 14.00 dan dia masih bersolek agar kelihatan lebih menarik,
kemudian dia keluar rumah dan pergi dengan menggunakan mazda2 hatchback
nya melewati jalan protocol yang macet sian itu, di penuhi oleh orang –
orang yang sedang sibuk beraktifitas.
***
“Galang,,,”
bisik Daendra kepada dirinya di balik setir mobil, seorang pria yang
dikenalnya 6 bulan lalu, diperkenalkan oleh rekan sekantornya di rapat
pengerjaan proyek pembuatan flyover di kota ini, sosok Galang yang
pendiam sangat menarik perhatian Daendra sejak pertama berjumpa.
Pekerjaan yang sama dalam satu proyek menyebabkan mereka sering
beraktivitas bersama, dan sering makan siang bersama, keakraban mereka
bahkan sampai kepada permasalahan – permasalahan pribadi yang sering di
ceritakan oleh Daenra kepada Galang, dan Galang pun sering memberikan
support dan nasihat melalui telefon maupun email.
Sebenarnya
sulit bagi Daendra untuk menerima kehadiran seorang laki – laki dalam
hatinya, terlebih dia masih merasa sakit hati atas perlakuan mantan
pacarnya saat mereka berpacaran dulu, hatinya terlalu takut untuk
kembali disakiti oleh seorang pria lagi.
Namun
pada sosok Galanglah, benih – benih cintanya mulai bersemi kembali,
kelembutan Galang, sifat pendiamnya, serta seorang pendengar dan pemberi
nasihat yang baik bagi permasalahan Daendra perlahan – lahan mulai
meruntuhkan tembok di hatinya untuk seorang pria – pria yang selalu
berusaha mendekatinya.
Setiap
malam, Daendra selalu berharap agar dapat keluar dengan Galang, sekedar
bersantap malam, ataupun hanya menonton film terbaru di bioskop, namun
tidak satu malampun Galang pernah mengajaknya keluar, dalam pikiran
Daendra, Galang adalah type pria yang tidak menyukai kehidupan malam
seperti dirinya, “dia sangat cocok untuk menjadi imamku,,,” kata Daendra
kepada Mela rekan sekerjanya sewaktu mereka sedang membicarakan sosok
Galang di kantor.
***
Mobil
Daendra perlahan memasuki pelataran Mall terbesar di kota ini, detak
jantungnya semakin lama semakin kencang karena sebentar lagi akan
berjumpa dengan pencuri hatinya, segera dia merapikan penampilannya
melalui kaca mobil, hatinya sudah bertekad untuk mengatakan perasaan
sesungguhnya kepada Galang nanti sore.
“Dendra sudah sampai di Mall ya mas Galang,,, Dendra tunggu di café Lacoya dekat tangga, bangku yang ada jendelanya”
Pesan SMS dari Daendra untuk Galang, saat dia duduk dan memesan menu di pinggiran jendela,
“Iya, InsyaAllah sebentar lagi sampai” balas SMS Galang.
“Oh iya, mas mau Sholat Ashar dulu sebentar di Musholla basement ya? Sudah masuk waktu Sholat rupanya” SMS dari galang lagi.
Daendra
sedang asyik memandang pemandangan kota melalui jendela di sampingnya,
memandang aktifitas orang – orang di bawahnya, kesibukan tiada henti
seolah – olah memompa darah ke nadi perekonomian kota ini, sebagai salah
satu kota terbesar di pesisir timur pulau Sumatera.
“Sudah lama menunggu, Dendra?” sebuah suara mengejutkan lamunan Daendra.
“Oh, ngga lama kok, mas, justru kayanya Dendra yang kecepatan datangnya”, kata Daendra sambil tertawa kecil.
Galang
memesan menu kepada pelayan café, dan sekaligus membayarnya, mereka pun
bercerita ringan mengengenai aktifitas harian dan pekerjaan proyek yang
belum selesai di kerjakan, alunan music dari para musisi local membuat
suasana semakin akrab, sambil menikmati matahari yang mulai tenggelam di
sudut barat kota.
“Mas Galang,,,” Kata Daendra tiba – tiba.
“Ya,,,?” Jawab Galang.
“Bagaimana pendapat mas Galang, jika seorang wanita mengungkapkan perasaannya kepada seorang pria yang dia cintai?”
“Hmm,,,
bagaimana ya? Cukup sulit neh pertanyaannya, mungkin bagi beberapa pria
sulit menerima pernyataan cinta dari seorang wanita, namun ada juga
type pria yang dapat menerima ungkapan perasaan dari wanita, sifatnya
relative, sih,,,”
“Kalau mas Galang typenya seperti apa?”
“Hehehe, waduh, sulit juga menjawabnya,,, mungkin type pria yang bisa menerima ungkapan cinta wanitalah,,,”
Suasana menjadi Hening beberapa waktu
“Mas
Galang, bagaimana jika Dendra mengatakan bahwa Dendra menyukai mas
Galang? Sudah lama rasa ini ada di hati, sejak pertama kita berjumpa,
mas Galang sudah mencuri hati Dendra”
Kembali keheningan datang di antara mereka
“Dendra,
sulit untuk menjawabnya, maaf, Mas sekarang ini sudah memiliki seorang
kekasih, dan kami sudah berencana untuk menikah akhir tahun ini” jawab
Galang.
Tetes
– tetes Kristal turun dari pipi Daendra, hatinya menjadi perih kembali
saat mendengar jawaban Galang, tanpa sadar dia bangkit dan berlari
keluar dari Mall, karena dia tidak ingin menangis di depan Galang.
Dalam
mobilnya, Daendra menangis di atas setir mobil, semua khayalan indah
yang pernah dia impikan pergi terbang meninggalkan dirinya, benih –
benih cinta yang bersemi di hatinya tiba – tiba berguguran ke dasar
hatinya, bahkan sebelum benih itu berkembang menjadi bunga – bunga yang
bermekaran.
“tiit,,,
tiit,,,” bunyi pesan masuk di HPnya dari Galang, sebenarnya berat
baginya untuk membacanya, namun sambil menghapus air matanya, dia
membaca pesan singkat dari Galang.
Dendrobium
adalah salah satu jenis anggrek yang hidup di atas cadas dan batu,
disaat tiada tumbuhan yang dapat hidup disana, dia tumbuh menantang sang
mentari, bunganya memberikan pesona keindahan bagi setiap pejalan yang
melintasi dan mengaguminya.
Daendra,
namamu menggambarkan Dendrobium yang aku katakan, dirimulah keindahan
di tengah cadas dan batu kesedihan yang senantiasa aku, dirimu, mereka,
kita alami, dirimulah sosok yang sangat tangguh yang pernah aku kenal.
Kamu
seorang gadis yang dapat dengan lantangnya tegak menghadapi semua
permasalahan hati, kesedihan yang menghantam dirimu, ketegaran dirimu
lebih dari apa yang kamu dapat bayangkan sendiri.
Diriku
hanya mampu berharap, agar dirimu berjumpa dengan pria yang dapat
merawat dirimu, menjaga ketulusan bunga cintamu untuk dirinya, menerima
dirimu apa adanya dari sosokmu, aku, dan para pria yang pernah hadir
dalam hatimu dahulu adalah para pejalan yang melihat keindahan
Dendrobium, namun kami tidak mampu untuk merawatnya, perjumpaan kita
bukanlah keterlambatan sebelum diriku mengenal dirinya, namun karena
diriku bukanlah sosok terbaik yang mampu merawat keindahan Dendrobium
itu,,,
Sahabatmu, Galang
***
0 komentar:
Post a Comment