... وَ لاَ تَايْئَسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللهِ، اِنَّه لاَ يَايْئَسُ مِنْ رَّوْحِ اللهِ اِلاَّ اْلقَوْمُ اْلكفِرُوْنَ. يوسف:87
.... dan janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari
rahmat Allah melainkan kaum yang kafir. [QS.Yusuf : 87]
... وَ مَنْ يَّقْنَطُ
مِنْ رَّحْمَةِ رَبّه اِلاَّ الضَّآلُّوْنَ. الحجر:56
.... tidak ada
orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat. [QS. Al-Hijr : 56]
قُلْ يعِبَادِيَ
الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلى اَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللهِ،
اِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا، اِنَّه هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. الزمر:53
Katakanlah, “Hai
hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah.Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dia lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. [QS. Az-Zumar :53]
Seharusnya masa terakhir
kampanye, dipergunakan oleh tokoh – tokoh muslim agar ingat – mengingatkan satu
sama lain tentang kebaikan ataupun nasihat yang bermanfaat misalnya untuk
memilih bagi yang memutuskan golput, menjaga kedamaian, dan juga sebagainya
yang menurut mereka penting.
Namun sabtu siang kemarin, ada
sebuah hal yang membuat saya terkejut saat melihat acara keagamaan disalah satu
televise swasta Indonesia, salah seorang ustad melemparkan bola panas dengan
bertanya, “mana yang dipilih? Pemimpin adil
tapi kafir atau pemimpin zalim tapi muslim? “ dilanjutkan oleh ustad
tersebut, menurut ulama bla bla bla, pemimpin adil tapi kafir lebih utama
daripada pemimpin zalim tapi muslim.
Sayang sekali, si ustad tidak
memakai logikanya, ulama besar tersebut tidaklah hidup pada masa “pemilihan umum” dan tentunya ustad yang
:
1. Sumber kehidupannya dari ceramah ditelevisi
2. Tugasnya memotivasi muslim bukan membuat muslim berputus asa
Tidak sepantasnya berkata
demikian, sang ustad telah menyruh seluruh umat muslim untuk "berputus asa", jika sang ustad menilai,
sekali lagi menilai seluruh pemimpin
muslim zalim, dia seharusnya bertugas :
1. Menasihati sang pemimpin yang menurutnya zalim
2. Mencalonkan diri menjadi pemimpin jika memang merasa dirinya terbaik
1. Menasihati sang pemimpin yang menurutnya zalim
2. Mencalonkan diri menjadi pemimpin jika memang merasa dirinya terbaik
Secara tidak langsung sang ustad
telah menuduh, semua muslim yang ada di Indonesia adalah manusia zalim, alias
bandit. Termasuk guru dan orang tua sang ustad tersebut.
Jika kita mau jujur, berdasarkan
Indeks Pembangunan Manusia yang dikeluarkan oleh BPS semenjak tahun 1996,
provinsi – provinsi mana saja di Indonesia yang diisi oleh pemimpin zalim? Daerah
muslimkah atau non muslim kah? (dapat di lihat di http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=26¬ab=2
).
Saya sebenarnya tidak ingin
mendokotomikan antara muslim dan non muslim yang hidup di Indonesia secara
damai (memang di beberapa daerah terjadi gesekan, namun sangat kecil
dibandingkan luasnya Indonesia), namun jujur saja, perkataan oknum ustad
tersebut melukai hati saya yang terdalam sebagai seorang muslim.
Saat anda melihat seorang ustad
mengeluarkan statement “mana yang
dipilih? Pemimpin adil tapi kafir atau pemimpin zalim tapi muslim? “, suruh
dia turun dari mimbar dan katakan “memangnya pemimpin muslim di Indonesia semua
zalim? Lihat dulu data BPS, bro…”.
0 komentar:
Post a Comment