Monday, April 7, 2014

Pemimpin adil tapi non muslim atau pemimpin tidak adil tapi muslim? Bagian 2





Pernahkah anda berbicara dengan orang linglung? Atau orang yang ingatannya kurang? Mereka tentu saja dapat berbicara, namun anda tidak akan menganggap apapun yang mereka bicarakan, karena :

P1. Pembicaraan mereka tidak berdasarkan fakta

  2. Asal cuap saja saat berbicara

Seperti itulah pemikiran saya saat ada orang yang tiba – tiba berbicara ataupun mengangkat opini bernada retoris “Pemimpin adil tapi non muslim atau pemimpin tidak adil tapi muslim?”, jika saja tersangka koruptor ataupun pemimpin yang korup di Indonesia 100% muslim maka saya akan mendukung statement tersebut.

Namun nyatanya, semenjak reformasi bergulir, orang – orang yang terlibat kasus korupsi tidak semuanya muslim, mereka ada juga non muslim, contohnya Miranda Gultom (mantan deputi BI), Robert Edison Siahaan (Walikota Pematang Siantar Periode 2005-2010), Fahuwusa Laila (Mantan Bupati Nias Selatan), Binahati B. Baeha (Mantan Bupati Nias), Jefferson Soleiman Montesqieu Rumajar (Walikota Tomohon Periode 2005/2010), Yusak Yaluwo, SH, M.Si (Bupati Boven Digoel periode 2004-2009), Jules Fitzgerald Warikar (Bupati Kab. Supior Prov. Papua), Jimmy Rimba Rogi (Walikota Manado Provinsi Sulawesi Utara), John Manoppo (Mantan Walikota Salatiga). (Sumber merdeka.com)

Sengaja saya tuliskan nama – nama mereka ditulisan ini, karena sejatinya kasus korupsi itu bersifat LINTAS AGAMA, bukan milik salah satu agama, korupsi marak terjadi di Indonesia karena kurangnya ketegasan hokum dan pengawasan keuangan di Negara kita ini.

“Trus, mayoritas koruptor muslimkan?” =è tentu saja, sebagai Negara pemeluk Islam terbesar di dunia, agama para koruptor tentu saja islam, dimana pelaku kejahatan biasanya pemeluk agama terbesar di negara tersebut, namun apakah mereka muslim (menjalankan agama islam dalam kesehariannya)? Belum tentu, mereka dapat kita sebut sebagai penduduk beragama berdasarkan KTP.

Sebaliknya, dinegara luar Indonesia, yang mayoritas penduduknya non muslim, dapatkah kita menuduh agama para koruptor tersebut sebagai agama pendukung korupsi? Seperti Aquino dan Estrada di Philipina, ataupun Sinawatra di Thailand, serta Sarkozi di Perancis? Tidak, para koruptor tersebut melakukan korupsi karena keinginan memenuhi nafsu keduniaan mereka sendiri, bukan karena tuntunan agama yang mereka anut.

Kembali keatas, pada kalimat “Pemimpin adil tapi non muslim atau pemimpin tidak adil tapi muslim?”,  sebenarnya menunjukkan garis politik yang didukung oleh pihak yang mengeluarkan statement tersebut, mereka mengerahkan segala cara, agar tidak ada lagi jalan mengelak bagi orang lain selain mendukung jagoan mereka dengan mengeluarkan statement yang “Sepertinya” sulit untuk dijawab, namun bagi saya merupakan retorika logicall fallacy akut (kesalahan pengambilan kesimpulan yang parah banget).

Maka daripada memikirkan kalimat menyeleneh mereka, lebih baik jika kita anggap saja sedang berbicara dengan orang linglung, atau orang yang kurang ingatan, demi menghemat energy emosi kota.

Sunday, April 6, 2014

Pemimpin adil tapi kafir atau pemimpin zalim tapi muslim?




... وَ لاَ تَايْئَسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللهِ، اِنَّه لاَ يَايْئَسُ مِنْ رَّوْحِ اللهِ اِلاَّ اْلقَوْمُ اْلكفِرُوْنَ
. يوسف:87
.... dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir. [QS.Yusuf : 87]
... وَ مَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبّه اِلاَّ الضَّآلُّوْنَ. الحجر:56
.... tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat. [QS. Al-Hijr : 56]
قُلْ يعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلى اَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا، اِنَّه هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. الزمر:53
Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. [QS. Az-Zumar :53]

Seharusnya masa terakhir kampanye, dipergunakan oleh tokoh – tokoh muslim agar ingat – mengingatkan satu sama lain tentang kebaikan ataupun nasihat yang bermanfaat misalnya untuk memilih bagi yang memutuskan golput, menjaga kedamaian, dan juga sebagainya yang menurut mereka penting.

Namun sabtu siang kemarin, ada sebuah hal yang membuat saya terkejut saat melihat acara keagamaan disalah satu televise swasta Indonesia, salah seorang ustad melemparkan bola panas dengan bertanya, “mana yang dipilih? Pemimpin adil tapi kafir atau pemimpin zalim tapi muslim? “ dilanjutkan oleh ustad tersebut, menurut ulama bla bla bla, pemimpin adil tapi kafir lebih utama daripada pemimpin zalim tapi muslim.

Sayang sekali, si ustad tidak memakai logikanya, ulama besar tersebut tidaklah hidup pada masa “pemilihan umum” dan tentunya ustad yang :

1. Sumber kehidupannya dari ceramah ditelevisi
2. Tugasnya memotivasi muslim bukan membuat muslim berputus asa

Tidak sepantasnya berkata demikian, sang ustad telah menyruh seluruh umat muslim untuk "berputus asa", jika sang ustad menilai, sekali lagi menilai seluruh pemimpin muslim zalim, dia seharusnya bertugas :
1. Menasihati sang pemimpin yang menurutnya zalim 
2. Mencalonkan diri menjadi pemimpin jika memang merasa dirinya terbaik

Secara tidak langsung sang ustad telah menuduh, semua muslim yang ada di Indonesia adalah manusia zalim, alias bandit. Termasuk guru dan orang tua sang ustad tersebut.

Jika kita mau jujur, berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia yang dikeluarkan oleh BPS semenjak tahun 1996, provinsi – provinsi mana saja di Indonesia yang diisi oleh pemimpin zalim? Daerah muslimkah atau non muslim kah? (dapat di lihat di http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=26&notab=2 ).

Saya sebenarnya tidak ingin mendokotomikan antara muslim dan non muslim yang hidup di Indonesia secara damai (memang di beberapa daerah terjadi gesekan, namun sangat kecil dibandingkan luasnya Indonesia), namun jujur saja, perkataan oknum ustad tersebut melukai hati saya yang terdalam sebagai seorang muslim.

Saat anda melihat seorang ustad mengeluarkan statement “mana yang dipilih? Pemimpin adil tapi kafir atau pemimpin zalim tapi muslim? “, suruh dia turun dari mimbar dan katakan “memangnya pemimpin muslim di Indonesia semua zalim? Lihat dulu data BPS, bro…”.

Tuesday, April 1, 2014

Salju Abadi dalam Hati Chen (Catatan Empat Musim)


Aku mengenalnya sebagai seorang gadis Chinese yang cantik dan ramah, senyum hangatnya yang senantiasa dia tebarkan di antara teman – temannya menambah aura kecantikan terpancarkan dari dalam dirinya.
Namun kenyataannya, mentari yang bersinar di atas puncak himalayapun tidak mampu untuk mencairkan salju – salju abadi penutup puncaknya, tidak di masa dahulu, tidak di masa kini, bahkan mungkin untuk beberapa ratus tahun kedepan, salju itu akan tetap berada di sana.
Aku mencintainya, yah,,, sungguh aku mengagumi setiap gerak gerik tubuhnya, sikapnya, sifatnya, apapun yang dia lakukan sangat menarik untukku. Jika cintaku untuk dirinya aku ibaratkan mentari, maka hatinya adalah salju yang menetap di puncak – puncak gunung, tempat aku berusaha mencairkan kebekuan itu.
Kisah asmara ini terjadi delapan tahun lalu tepatnya, saat aku dan dia sama – sama sedang kuliah si sebuah universitas swasta di Jakarta.
***
“Brak,,,”
“Maaf” kataku dengan penyesalan saat menabrak seorang gadis berkacamata yang sedang melintas di ruangan rektorat.
“Ndak papa” katanya sambil tersenyum kecil.
Diapun berlalu meninggalkan diriku, namun tiba – tiba ada detak berbunyi di dalam jantungku saat aku melihat langkah kecilnya, kupandangi jacket kampus Psikologi yang dipakainya dari tempat aku berdiri.
Rasa penasaran yang menghuni hati membuatku ingin mengetahui siapakah dirinya, maka saat perkuliahan telah selesai, aku keluar dengan terburu – buru menuju fakultas Psikologi yang terletak dekat dengan fakultas teknik tempatku belajar.
Saat menyusuri taman kampus yang memisahkan kedua fakultas kami, aku melihat sosoknya sedang duduk di bangku kantin, sendiri sedang mengerjakan tugas perkuliahannya, akupun melangkah menghampiri tempat duduknya.
“Hai,,,” sapaku.
“Oh,,, hai juga” katanya sambil sedikit terkejut, tak lama sebuah senyuman menghiasi wajahnya.
“Sedang sendririan? Bolehkah aku duduk disini?” tanyaku sambil menarik bangku dihadapannya, tanpa menunggu ijinnya.
“Eh ya,, boleh,,”
“Aku sedang menunggu teman – teman yang sedang masuk kuliah ne, jadwalku sudah kosong sekarang” katanya lagi.
“Maaf kejadian tadi pagi, aku tidak sengaja, kenalkan, namaku Yoga” kataku memperkenalkan diri.
“Namaku Chen, lebih tepatnya Elisabeth Chen” jawabnya sambil menerima uluran tanganku.
Begitulah awal perkenalanku dengan dirinya, hampir setiap hari aku berkunjung ke kampusnya, untuk sekedar berbincang dengan dirinya, melepaskan kerinduan akan sosoknya. Namun semakin sering aku menjumpainya, semakin kuat rasa aneh yang kini hinggap di dalam dada.
“Bolehkah aku memanggilmu dengan sebutan princess?” tanyaku kepada Chen suatu saat di kantin tempat kami sering berjumpa.
Dia hanya tertawa kecil menunjukkan deretan gigi putih yang rata serta lesung pipit diwajahnya yang menawan.
“Kenapa engkau memanggilku Princess?”
“Karena dirimulah putri yang menuliskan kata – kata indah dalam diari hatiku” jawabku sedikit menggombal, dan tentu saja jujur!!
Dia tertawa semakin kencang.
“Kamu itu gombal, ah,,” katanya lagi.
“Tidak, itu jujur dari hatiku”
Tiba – tiba kesunyian tercipta diantara kami, Chen sudah menganggap ucapanku dengan serius.
“Maksudmu?” katanya.
“Ehm,,, aku,,” lidahku menjadi kelu.
“Aku mencintaimu, Chen, semenjak kita pertama berjumpa, rasa ini menguasai hati dan setiap aliran darah yang mengalir dalam tubuhku”
“Maaf, Yoga, aku hanya menganggapmu sebagai seorang teman, tidak lebih dan tidak kurang” katanya.
“Bisakah aku memberimu sedikit waktu untuk menjawab dan memikirkan kembali pernyataan hatiku?” kataku memohon.
“Maaf yoga, aku tidak bisa, maaf aku mau kembali lagi ke kelasku” katanya sambil berdiri meninggalkan aku yang duduk sendiri di kantin ini.
Semenjak saat itu, aku kesulitan untuk menemukan sosoknya kembali, semua telefonku tidak pernah di angkatnya, semua smsku tidak pernah di replynya, namun tidak juga membuatku lelah mengirimkan sms – sms semua perasaanku kepada dirinya, entah dia baca ataupun tidak.
Akhirnya dengan sedikit keberanian, aku mencoba mengunjungi rumahnya sendirian, tanpa teman.
“Ning Nong”
“Mencari siapa, nak,,?” Tanya seorang bapak yang membuka pintu rumahnya, mungkin orang tuanya.
“Mencari Chen, Pak, apakah dia dirumah?”
“Oh, Chen,,, Dia ada, ayo silahkan masuk dahulu”
Aku duduk di kursi tamu sambil menunggu Chen yang sedang beraktifitas di dapur.
“Yoga,,,” kata Chen dengan raut muka sedikit terkejut.
“Iya, Chen, maaf aku langsung kerumahmu tanpa sempat memberitahu sebelumnya”.
“Mmm, ayo kita duduk di teras saja, tidak enak berbicara hal pribadi di ruangan ini” ajaknya.
Kamipun pindah ke teras depan rumahnya, duduk disana sambil memandang kendaraan yang berlalu lalang di depan rumahnya.
“Chen,,, bolehkan aku berbicara?” kataku memecah kebisuan diantara kami.
“Boleh,,” katanya dengan berbisik.
“Chen, maaf aku harus mengungkapkan kembali perasaanku kepada dirimu”
“Sejujurnya, bagi diriku, untuk mencintai dan mengungkapkan perasaan kepada seorang wanita sangatlah sulit, namun karena aku akan menyesal jika aku tidak pernah mengungkapkannya kepada wanita itu, apakah dia akan menolak, membenci, menerima ataukah hanya mendengarkannya saja”.
“Aku mencintaimu, Chen, semenjak saat pertama kita bertemu”. Kataku dengan panjang lebar.
Chen termenung sejenak setelah mendengarkan ucapanku, kemudian dia berkata.
“Maafkan aku, Yoga, yang telah hadir dalam hatimu, sesungguhnya aku yakin kepada ketulusan dalam hatimu. Aku memahaminya dan sungguh tersentuh oleh pengorbananmu, namun saat ini rasa cinta kepada seorang pria tidak dapt hadir di hatiku, semenjak aku sering di sakiti oleh banyak pria, aku merasa trauma untuk tersakiti kembali, tanpa aku tahu kapan akan terobati. Cinta itu menyakitkan bukan? Saat dirimu mencintaiku, dan aku tidak dapat mencintaimu. Maafkan aku, Yoga” kata Chen dengan lembut.
Hari itu, untuk kedua kalinya hatiku hancur dan kecewa oleh seorang wanita yang sama. Princess Diary, wanita yang telah menuliskan kisah sedih dalam hatiku.




Setelah 8 tahun kami tidak berjumpa, saat aku terakhir melihatnya sedang menyebrang jalan 8 tahun lalu, aku melihatnya kembali di Mall terbesar kota ini sedang berbahagia menggendong anaknya dan ditemani suaminya di sebuah tangga escalator saat kami berpapasan menuju arah yang berbeda, namun saat aku ingin memanggilnya, lidahku menjadi kelu tidak bisa mengeluarkan suara. Dia tidak melihat aku yang sedang berdiri di sini.
“Akhirnya kamu berbahagia, Chen,,,” bisikku dengan lirih.
***
catatan Chen:
malam sudah menunjukkan pukul 10.00. chen baru saja selesai menidurkan anaknya di dalam kamar, suaminya sedang mengadakan meeting dengan rekan bisnisnya di luar rumah.
Ada rasa gelisah dalam hatinya saat teringat sebuah kejadian di tangga escalator mall siang tadi. Diam - diam dia menuju ruang baca mengeluarkan sebuah diary kusam yang berisi catatan – catatan masa lalunya.
Dear Diary,,,
Sudah lama aku tidak menyapamu, semenjak aku terakhir menulismu akhir perkuliahan dahulu.
Masih ingatkah kamu dengan sosok Yoga? Orang yang pernah 2x mengungkapkan perasaannya pada diriku dan 2x juga aku menolaknya, karena aku belum siap untuk kembali menerima kehadiran seseorang dalam hatiku.
Tiba – tiba hari ini aku merasa kehadirannya kembali saat sedang ditangga escalator Mall, Yoga,,, seorang pria yang telah mengorbankan nyawanya untuk menolongku dari hantaman truk yang menerobos lampu merah.
Dia telah memberikan aku nyawa kehidupan yang kedua, demi aku, dia mengorbankan dirinya. Semenjak kejadian itu, aku mengerti bahwa tidak semua laki – laki itu suka menyakiti hati wanita.
Sinar sang mentari itu telah berhasil mencairkan kebekuan salju yang bertahta dalam hatiku, namun sayang, dia telah tenggelam di ufuk barat.
Kini, mentari yang lain telah bersinar kembali di hatiku, dan aku berjanji kepada diriku sendiri, agar mentari itu tetap terus bersinar menyinari puncak hatiku”
Tamat…

Total Pageviews

Followers

Archive

 

© 10-5-2014 Empuss miaww. All rights resevered. Designed by Diubah karena banyak script anehnya

Back To Top